Ribuan Buruh Tolak Tapera, Demo Basah-basahan di Patung Kuda
Ribuan buruh dari berbagai aliansi menggelar demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2024) untuk menolak kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Aksi unjuk rasa ini berlangsung meski diguyur hujan lebat sejak siang hari.
Massa buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) mulai memadati kawasan Patung Kuda sejak pukul 12.30 WIB. Mereka membawa berbagai spanduk dan poster bertuliskan penolakan terhadap Tapera. Aksi ini juga diwarnai dengan orasi dari para buruh yang mengecam kebijakan pemerintah tersebut.
Menurut Koordinator Lapangan Gebrak, Nurcholis, Tapera merupakan kebijakan yang memberatkan buruh. Ia menilai bahwa iuran Tapera yang besar dan tidak sebanding dengan manfaatnya akan menambah beban buruh yang saat ini sudah terlilit berbagai masalah ekonomi.
"Tapera ini kan iurannya besar, Rp300 ribu per bulan. Sementara manfaatnya belum jelas. Bagi buruh yang gajinya UMK saja, mana cukup untuk iuran Tapera? Belum lagi kebutuhan hidup lainnya," kata Nurcholis dalam orasinya.
Nurcholis juga mendesak pemerintah untuk mencabut UU Cipta Kerja yang dinilainya menjadi biang keladi berbagai permasalahan buruh, termasuk Tapera. Ia meminta agar pemerintah fokus untuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan yang mendesak, seperti kenaikan upah minimum dan jaminan sosial yang layak.
Aksi unjuk rasa buruh ini mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Sejumlah ruas jalan di sekitar Patung Kuda dialihkan untuk menghindari kemacetan. Hingga sore hari, aksi unjuk rasa masih berlangsung dengan tertib.
Berikut adalah beberapa poin penting dari aksi unjuk rasa buruh tolak Tapera di Patung Kuda:
- Ribuan buruh dari berbagai aliansi menggelar demonstrasi.
- Aksi unjuk rasa berlangsung meski diguyur hujan lebat.
- Buruh menolak kebijakan Tapera karena dinilai memberatkan.
- Buruh mendesak pemerintah untuk mencabut UU Cipta Kerja.
- Aksi unjuk rasa mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Aksi unjuk rasa buruh tolak Tapera ini menunjukkan bahwa masih banyak penolakan terhadap kebijakan tersebut.Pemerintah perlu menampung aspirasi buruh dan mencari solusi yang terbaik untuk semua pihak.
Komentar
Posting Komentar